Sebuah perjalan panjang berawal dari selling device dan e-liquid vape door to door ini tak disangka akan berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih besar.
Founder SteamQuen Juice Bimo Anggaraputra melihat potensi bisnis dunia vape pada tahun 2013, memulai berdagang vape hanya dengan tas ransel serta produk dagangannya ke berbagai kalangan saat itu.
Mengenalkan inovasi dari vape sebagai alternatif untuk berhenti merokok, menjadi sebuah daya tarik karena produk yang ditawarkan mempunyai berbagai variant rasa. Pada tahun ini pula beliau memulai mempelajari dan memproduksi bagaimana membuat eliquid yaitu Sphinx. Melihat potensi diindustri vape terus berkembang maka Bimo Anggaraputra memberanikan diri di tahun 2014 untuk membuat Vapestore dan produk steamqueen lahir yaitu sebuah eliquid dengan kemasaan Vintage yang menarik dengan rasa Creme Delagare.
Tapi keburuntungan berkata lain di tahun inilah industri vape mengalami penurunan. Tak sebotol pun produk steamqueen yang terjual pada event vape pertama kali di Solo, akhirnya dengan keputusan yang berat di tahun 2015 vapestore Steamqueenjuice akhirnya ditutup.
Dengan kegigihan percaya diri bahwa industri ini sebagai inovasi untuk masa depan, maka dilakukan penelitian dan pengembangan bagaimana menghasilkan premium eliquid yang berkualitas dan berstandar internasional. Ribuan sample R & D diciptakan. Dan Akhirnya Steamqueenjuice menjadi sebuah brand dan menghadirkan produk - produk yang dapat diterima oleh masyarakat dan didukung oleh pemerintah yang membawa awan cerah industri ini dengan regulasi penerapan cukai pada eliquid menjadikan industri ini dapat berkembang dan turut andil dalam membantu perekonomian indonesia.
Selalu berinovasi menghadirkan sesuatu yang berkualitas serta berbeda menjadi tolak ukur bagi kami dalam membuat produk yang dapat dikenal oleh vapers di indonesia.
Founder SteamQuen Juice Bimo Anggaraputra melihat potensi bisnis dunia vape pada tahun 2013, memulai berdagang vape hanya dengan tas ransel serta produk dagangannya ke berbagai kalangan saat itu.
Mengenalkan inovasi dari vape sebagai alternatif untuk berhenti merokok, menjadi sebuah daya tarik karena produk yang ditawarkan mempunyai berbagai variant rasa. Pada tahun ini pula beliau memulai mempelajari dan memproduksi bagaimana membuat eliquid yaitu Sphinx. Melihat potensi diindustri vape terus berkembang maka Bimo Anggaraputra memberanikan diri di tahun 2014 untuk membuat Vapestore dan produk steamqueen lahir yaitu sebuah eliquid dengan kemasaan Vintage yang menarik dengan rasa Creme Delagare.
Tapi keburuntungan berkata lain di tahun inilah industri vape mengalami penurunan. Tak sebotol pun produk steamqueen yang terjual pada event vape pertama kali di Solo, akhirnya dengan keputusan yang berat di tahun 2015 vapestore Steamqueenjuice akhirnya ditutup.
Dengan kegigihan percaya diri bahwa industri ini sebagai inovasi untuk masa depan, maka dilakukan penelitian dan pengembangan bagaimana menghasilkan premium eliquid yang berkualitas dan berstandar internasional. Ribuan sample R & D diciptakan. Dan Akhirnya Steamqueenjuice menjadi sebuah brand dan menghadirkan produk - produk yang dapat diterima oleh masyarakat dan didukung oleh pemerintah yang membawa awan cerah industri ini dengan regulasi penerapan cukai pada eliquid menjadikan industri ini dapat berkembang dan turut andil dalam membantu perekonomian indonesia.
Selalu berinovasi menghadirkan sesuatu yang berkualitas serta berbeda menjadi tolak ukur bagi kami dalam membuat produk yang dapat dikenal oleh vapers di indonesia.